Wakil Walikota Metro Resmikan Mobil Bank Sampah Pesantren Sampah
GMLNEWSTV.COM METRO — Pemerintah Kota Metro dalam hal ini Melalui Wakil Walikota Metro Rafieq Adi Pradana Meresmikan Mobil Operasional Bank Sampah Pesantren Sampah, turut hadir mendampingi acara tersebut Kepala Dinas LH Kepala Dinas PUTR Kepala Dinas Perkim Camat Metro Utara lurah semetro utara para pegiat lingkungan dan warga masyarakat di Yayasan pesantren sampah nusantara jl perkutut banjarsari, jum'at 13/06 2025.
Wakil Wali Kota Metro, Dr. M. Rafieq Adi Pradana menyatakan bahwa pemerintah berupaya merumuskan kebijakan pembangunan yang tidak sekadar mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan kota.
“Kami dari pemerintah menjadikan lingkungan sebagai isu penting yang harus diselesaikan, terutama dalam lima tahun ke depan,” kata Rafieq saat diwawancarai awak media
Ia menambahkan, pemerintah sangat mengapresiasi atas inovasi dan kreasi yang dilakukan oleh teman-teman GML, ini adalah langkah kongkrit dan nyata dalam berkolaborasi membangun kota metro.
"Kami tidak bisa bekerja sendiri. Kami butuh pengertian, kolaborasi, dan kontribusi dari semua pihak. Kami terbuka, baik melalui media sosial maupun tatap muka. Lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama,” ucapnya.
Langkah Pemkot ini mendapat perhatian dari kalangan pegiat lingkungan. Salah satunya datang dari Yayasan Pusat Pesantren Sampah Nusantara (YPPSN) Kota Metro dan GML yang selama ini aktif dalam edukasi dan pengelolaan sampah berbasis komunitas.
Slamet Riadi, pegiat sekaligus Founder Pesantren Sampah tersebut menyebut bahwa komitmen pemerintah perlu dibarengi dengan kerja-kerja konkret di lapangan. Terutama dalam menangani permasalahan sampah, yang menurutnya masih menjadi salah satu persoalan utama lingkungan di Kota Metro.
“Masalah sampah tidak bisa dilihat sepintas. Ini persoalan dari hulu ke hilir. Tidak cukup hanya dengan pengangkutan dan pembuangan. Yang paling penting adalah edukasi dan kesadaran masyarakat,” ujar Slamet.
Dirinya menilai, selama ini pendekatan pemerintah terhadap sampah masih bersifat reaktif, belum menyentuh aspek perubahan perilaku. Padahal, di tengah keterbatasan kapasitas Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Karangrejo, strategi pengurangan sampah dari sumber menjadi sangat mendesak.
“Edukasi harus masif. Mulai dari rumah tangga hingga sekolah. Kami di pesantren sampah sudah mulai, tapi butuh dukungan kebijakan agar dampaknya lebih luas, dan alhamdulillah mobil operasional Pesantren Bank Sampah secara simbolis telah diresmikan oleh wakil walikota metro, semoga dapat memaksimalkan dalam penanganan permasalahan sampah dikota metro,". Pungkas Slamet
(HUMAS GML)
Komentar